Advertisement
BhirawaNews.com||Sampang,Ketua DPP Ormas IPPAMA, H. Rosid, melakukan kunjungan khusus ke Pondok Pesantren Attaroqi, Karongan, Kabupaten Sampang, Madura, Minggu (19/5). Lawatan tersebut mendapat sambutan langsung dari pengasuh pesantren, KH Fauroq Alawi. Yang menarik, dalam kunjungan ini, jurnalis BhirawaNews, Arief, turut mendampingi, mencatat dinamika dan dialog penting antara tokoh ormas dan ulama pesantren.
Kunjungan ini tak hanya sebagai ajang silaturahmi, tapi juga misi strategis IPPAMA dalam memperkuat jejaring moral dan pemikiran Islam moderat. H. Rosid menyampaikan bahwa pesantren memiliki peran kunci sebagai pengendali arah spiritual dan kebangsaan umat, terutama di tengah derasnya arus modernisasi dan disrupsi nilai.
“IPPAMA memandang pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tapi sebagai pusat peradaban. Kami datang bukan membawa misi politik, tapi misi peradaban,” tegas H. Rosid di hadapan KH Fauroq.
KH Fauroq Alawi merespons dengan semangat terbuka. Ia menyampaikan bahwa pesantren siap menjadi mitra strategis ormas maupun negara dalam menjaga nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin. “Kami berdiri di tengah. Menjaga keseimbangan antara tradisi dan kemajuan,” ungkap kiai muda itu.
Sementara itu, kehadiran jurnalis BhirawaNews, Arief, menjadi elemen pendamping yang penting. Dalam posisinya sebagai pewarta, Arief tidak hanya merekam kejadian, namun juga menjadi saksi langsung atas dialog strategis yang berlangsung hangat namun tajam. Peran media dalam mengawal interaksi antara kekuatan sipil dan spiritual seperti ini dianggap penting untuk menjaga transparansi dan kesinambungan gagasan.
Kunjungan ini dinilai sebagai titik awal dari komunikasi yang lebih terbuka antara IPPAMA dan pesantren-pesantren di akar rumput. Dengan pendampingan media independen seperti BhirawaNews, IPPAMA menegaskan komitmennya untuk tidak sekadar bergerak di balik layar, tetapi hadir dalam ruang publik dengan narasi yang bisa diuji dan dibaca siapa saja.
“Kami datang dengan niat bersih. Ditemani media agar publik tahu: pesantren tetap relevan, dan ormas tak boleh berjalan sendiri,” tutup H. Rosid. (Arif)