Iklan

Jumat, 09 Mei 2025, Mei 09, 2025 WIB | Dibaca: 0 kali
Last Updated 2025-05-09T05:44:22Z

Klasifikasi Ketidak Benaran Berita Aksi Premanisme Aktivis ( M.Yunus Wahyudi) Di Kantor Koprasi Bina Artha Hingga Ancaman Habisi RTF Di Banyuwangi

Advertisement




BhirawaNews.com||Banyuwangi-Seiring mencuatnya beredar pemberitaan di berbagai media terkait aktivis sosial M.Yunus Wahyudi, sejumlah narasi yang beredar dinilai tidak akurat dan berpotensi menyesatkan opini publik. Aktivis M.Yunus Wahyudi, yang selama ini dikenal vokal dalam membela masyarakat kecil, kini harus berjuang menghadapi tekanan dari berbagai pihak akibat keterlibatannya dalam kasus yang menyeret sejumlah emak-emak terkait koperasi ilegal di Banyuwangi.


Bahwasannya Aktivis M.Yunus Wahyudi yang disebut dirinya sebagai Harimau Blambangan itu bersama pengacara yang mendampinginya pada hari Senin petang, Datang secara kekeluargaan bertujuan hanya untuk mengklarifikasi secara damai saling meminta maaf terkait beredarnya video disebuah akun tiktok yang dilakukan seorang pekerja Pers Harian Tempo.com, di cafe Banyuwangi.


Karena sebelumnya Beredarnya video di TikTok yang dirasa menampilkan penjatuhan nama baik Aktivis M.Yunus Wahyudi yang dilakukan sodara Radlan atau Raden Teguh Firmansyah di sebuah akun tiktok milik nya hingga menimbulkan kontroversi dan dirasa kurang baik serta merusak reputasi di suatu kelembagaan.


Jika ada yang menyebutkan terkait premanisme yang dilakukan oleh Aktivis Yunus Wahyudi itu tidak benar adanya karena Aktivis Yunus Wahyudi hanya ingin membantu masyarakat membela emak-emak yang terikat oleh Ksp ilegal yang sampai semena-mena kepada warga.


Tidak semata-mata untuk kepentingan pribadi melainkan bentuk kepedulian sosial kepada masyarakat dan emak-emak yang setiap harinya merasa resah meminta pertolongan dari pemerintah agar tidak ada lagi Ksp ilegal yang bertindak semena-mena.


Faktanya, keterlibatan Yunus bukan sebagai pendukung praktik koperasi ilegal, melainkan sebagai bentuk solidaritas terhadap para ibu rumah tangga yang diduga terlibat tanpa pemahaman hukum yang memadai. Ia hadir membantu untuk memastikan bahwa para korban mendapatkan perlakuan hukum yang adil serta pembelaan yang layak.


"Saya hanya ingin membantu. Mereka ini para ibu yang tidak sepenuhnya tahu apa yang mereka tandatangani. Saya tidak membela pelaku utamanya, tapi membela rakyat kecil yang jadi korban sistem," ujar Yunus dalam klarifikasinya kepada media.


Sayangnya, sejumlah pemberitaan justru menggiring opini seolah Yunus berada di pihak pelaku utama. Tuduhan-tuduhan yang mengarah padanya dinilai tidak berdasar dan cenderung bernuansa politis. Tekanan dari kelompok-kelompok yang tidak sepenuhnya memahami duduk perkara ini pun semakin memperkeruh situasi.


Pihak keluarga dan pendukung Yunus meminta media dan masyarakat untuk lebih bijak dan berhati-hati dalam menilai. Mereka menegaskan pentingnya verifikasi fakta sebelum menyebarkan informasi yang bisa mencemarkan nama baik seseorang yang tengah memperjuangkan keadilan.


Kontroversi ini membuka mata publik bahwa upaya membela hak-hak masyarakat kecil sering kali dibenturkan dengan kepentingan yang lebih besar. Namun, bagi Yunus Wahyudi, kebenaran dan keadilan tetap 

menjadi panglima. Sumber berita. Ungkapnya#Jaka AS