Iklan

Minggu, 14 September 2025, September 14, 2025 WIB | Dibaca: 0 kali
Last Updated 2025-09-14T03:55:44Z

Kreativitas, Semangat, dan Tradisi: Pawai Ar-Raudloh Menjadi Magnet Inspirasi

Advertisement




BhirawaNews.com||Sampang, Di bawah terik matahari yang menyengat, Pondok Pesantren Ar-Raudloh La Tahfidzil Qur’an Daleman Kedung, Sampang, memancarkan semangat luar biasa saat menyelenggarakan Pawai Keagamaan Akbar dan Haflatul Imtihan ke-36. Minggu (14/9/2025) Acara ini menjadi simbol hidupnya tradisi keagamaan yang terjalin harmonis dengan pendidikan santri.


Puncak perayaan diawali dengan penguntingan pita, yang secara langsung dipimpin oleh Kyai H. Wahed Kholik, menandai pelepasan pawai yang diikuti ratusan santri, santriwati, alumni dari Surabaya dan Madura, serta para partisan yang mendukung. Meski cuaca terik, semangat peserta tidak surut; kreativitas dan energi terlihat jelas melalui berbagai karya dekorasi dan kreasi yang menghiasi setiap barisan pawai.



Keamanan dan kelancaran jalannya acara dijamin oleh Polsek dan Koramil setempat, memastikan setiap peserta dan pengunjung dapat mengikuti kegiatan tanpa hambatan. Pawai ini menjadi titik temu antara tradisi dan generasi muda, sekaligus momentum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan merayakan haflatul imtihan para santri.




Acara puncak akan dilanjutkan dengan Pengajian Akbar, menghadirkan KH. Mudarris Abdul Wahab, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah, Batumarmar, Pamekasan, di halaman madrasah. Pengajian ini dirancang tidak hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai wahana pendidikan spiritual, memperkuat nilai-nilai Qur’an dan akhlak mulia bagi seluruh peserta.




Pawai keagamaan ini menegaskan kekompakan dan loyalitas alumni serta partisan, yang tetap setia mendukung jalannya tradisi tahunan ini. Dengan disiplin tinggi, kreativitas, dan dedikasi, kegiatan ini menunjukkan bagaimana pesantren dapat menjadi pusat pendidikan agama sekaligus laboratorium karakter, membentuk generasi muda yang kuat, kreatif, dan berintegritas.


Di mata pengamat pendidikan dan budaya, pawai ini bukan sekadar ritual tahunan: ia adalah simbol kontinuitas tradisi, dedikasi komunitas, dan penguatan nilai-nilai Islam yang adaptif terhadap dinamika zaman, menjadikan Ar-Raudloh La Tahfidzil Qur’an sebagai model pesantren yang menginspirasi di tingkat nasional bahkan internasional.(Sutompo)