Iklan

Redaksi  MSRI
Sabtu, 30 Desember 2023, Desember 30, 2023 WIB | Dibaca: 0 kali
Last Updated 2023-12-30T10:05:55Z
berita terkiniInformasi

Biografi Fandi Ahmad Yani Menjabat Bupati Gresik Termuda dan Visioner

Advertisement
Biografi Fandi Ahmad Yani Menjabat Bupati Gresik Termuda dan Visioner
Dok, foto; Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, SE


BhirawaNews, GRESIK - Sosok Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani memang selalui menarik jadi perbincangan. Pria yang akrab disapa Gus Yani itu menjadi bupati termuda di Gresik.


Dibesarkan dari lingkungan keluarga pebisnis dan agamis, Gus Yani mampu membawa Gresik Baru dengan berbagai program yang visioner dan modern.


Ayahnya H. Nur Kholis merupakan pebisnis ulet di bidang jasa transpotasi. Sementara ibunya Hj. Ninik Kustini Harti merupakan ibu rumah tangga yang sabar dan telaten dalam mendidik anak-anaknya.


Tak heran jika, Gus Yani sejak mengenyam pendidikan di SMA Semen Gresik dibekali ilmu bisnis oleh ayahnya dan semangat pantang menyerah oleh ibunya.


Pengusaha muda asli Gresik yang lahir pada 28 Juni 1985 itu. Di usia remajanya, sudah bekerja mandiri di PT Yani Putra perusahaan yang didirikan orang tuanya.


Namun, untuk menjadi pebisnis yang handal keberhasilannya harus di raih dengan bermandikan keringat. Orang tuanya malah menyuruh Gus Yani merantau ke Batu Licin, Kalimantan Selatan agar bisa mandiri. Sehingga, tidak cap mendopleng perusahaan milik ayahnya.


Selama tujuh tahun, mulai tahun 2007 hingga 2013. Sosok pemuda fenomenal itu hanya ditemani oleh Bagoes candro ami saudaranya. Ia diminta orang tuanya belajar bisnis pengelolahan batubara.


Siapa sangka, perjuangannya di tanah borneo itu ternyata penuh dengan kejutan dan tantangan. Bahkan, selama di Kalimantan Selatan. Dirinya, pernah ditipu oleh rekan bisnisnya sebesar Rp 2 miliar. Namun, hal itu tidak membuat Gus Yani kapok. Sebaliknya di usia yang masih muda ia berjuang keras untuk menggeluti bisnis batubara.


Kejadian tidak menyenangkan juga kerap terjadi. Terutama saat persediaan air di kamar mandi bikinannya habis lantaran pengiriman air bersih yang telat. Hal ini membuat Gus Yani terpaksa mandi di rawa-rawa yang masih tersedia airnya.


Alih-alih ingin badannya bersih setelah seharian bergumul dengan batu bara, ia justru harus berurusan dengan buaya yang tiba-tiba muncul saat ia baru menceburkan diri ke air rawa-rawa. Tak jarang, ia pun harus rela tubuhnya lusuh berhari-hari karena tidak mandi.


Setelah belajar bisnis batu bara di Kalimantan Selatan. Gus Yani pun pulang kembali lagi ke Gresik, kota kelahirannya. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) tersebut diminta untuk mengelolah PT Yani Putra (YP) sebagai Dirut.


Sewaktu memegang perusahaan di bidang transpotasi dan batubara. Perusahaannya yang dulunya cuma memiliki 80 unit truk. Di tangan Gus Yani kini telah bertambah menjadi 400 unit truk. 


“Saya punya keyakinan kalau kita bersungguh-sungguh insyallah akan berhasil,” kata Gus Yani. 



(Muaffan)